Diskusi Strategi Pengajuan Proposal Penelitian: Tips dan Trik Menulis Proposal yang Sukses

Diskusi Strategi Pengajuan Proposal Penelitian: Tips dan Trik Menulis Proposal yang Sukses

Jumat, 21 Maret 2025

BANDUNG, research.drpm.itb.ac.id  – Dalam rangka meningkatkan kualitas dan peluang keberhasilan proposal penelitian, Direktorat Riset dan Inovasi Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan diskusi bertajuk Strategi Pengajuan Proposal Penelitian DPPM Kemdiktisaintek. Acara ini berlangsung secara luring di Auditorium Lantai 8 Gedung CRiMSE (dahulu PAU), Selasa 18 Maret 2025 dan menghadirkan Dr. rer. nat. Rino Rakhmata Mukti sebagai pemateri utama yang membawakan materi dari Dr. rer. nat. Widodo, S.T., M.T., seorang dosen ITB sekaligus peraih berbagai pendanaan riset dari lembaga seperti DIKTI, BRIN, LPDP, hingga Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Acara dimulai dengan pidato pengantar dari Prof. Dr. apt. Elfahmi, S.Si., M.Si., Direktur Riset dan Inovasi ITB. Diskusi ini diikuti oleh para dosen dan peneliti dari berbagai fakultas di ITB. Tujuan utamanya adalah memberikan wawasan strategis dan teknis dalam menyusun proposal penelitian agar lebih kompetitif di hadapan reviewer dan lebih berpeluang mendapat pendanaan dari berbagai sumber.

Penilaian Proposal: Administratif dan Substansi Harus Seimbang

Dr. Rino membuka sesi dengan penekanan bahwa penilaian proposal tidak hanya berbasis ide besar atau orisinalitas semata, tetapi juga sangat bergantung pada pemenuhan aspek administratif dan substansi yang kuat.

1. Aspek Administrasi

Beberapa komponen administratif yang dinilai, antara lain:

  • Kesesuaian dengan BIMA, sistem informasi pengelolaan hibah nasional.
  • Syarat pengusul, seperti kepemilikan akun SINTA dan struktur tim pengusul.
  • Format penulisan, termasuk gaya referensi yang sesuai (misalnya gaya Vancouver).
  • Jumlah kata, sesuai batas maksimum yang ditentukan lembaga pendanaan.
  • Format dan struktur dokumen, mengikuti pedoman resmi yang berlaku.

2. Aspek Substansi

Bagian substansi mencakup:

  • Penilaian isi proposal, meliputi kejelasan tujuan, manfaat, dan kontribusi ilmiah.
  • Justifikasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang rinci, realistis, dan mendukung capaian luaran penelitian.

Menghindari Kegagalan Proposal: Kenali Kesalahan Umum

Selanjutnya, Dr. Rino membedah kesalahan umum dalam substansi penelitian yang kerap menyebabkan proposal ditolak:

1. Urgensi Riset

  • Masalah tidak dirumuskan dengan tajam.
  • Inovasi dan state of the art lemah.
  • Tidak ada elemen novelty atau kebaruan ilmiah.
  • Roadmap tidak terarah dan tidak realistis.

2. Metodologi Penelitian

  • Metode tidak dijelaskan secara rinci dan akurat.
  • Tim tidak memiliki kualifikasi yang relevan.
  • Pembagian tugas tidak jelas.
  • Tidak ada kecocokan antara metode, waktu, luaran, dan fasilitas yang tersedia.
  • Mitra tidak kredibel atau dukungannya tidak dijelaskan.

3. Output Riset

  • Luaran tidak spesifik dan tidak mencantumkan target jurnal atau tautan publikasi (URL).

Merancang Judul dan Ringkasan Proposal yang Menarik

Proposal yang baik harus dimulai dari kesan pertama yang kuat. Oleh karena itu, aspek judul dan ringkasan menjadi krusial:

  • Judul harus spesifik, menarik, dan mencerminkan kebaruan penelitian. Hindari judul multitafsir dan batasi dalam 12–20 kata.
  • Ringkasan harus mencakup urgensi, tujuan, dan luaran secara padat (maksimal 300 kata). Reviewer idealnya sudah memahami arah dan nilai proposal hanya dengan membaca ringkasan ini.

Struktur Proposal: Dari Latar Belakang hingga Roadmap

Pendahuluan Proposal

Baik untuk riset dasar maupun terapan, bagian pendahuluan harus memuat:

  • Latar belakang dan rumusan masalah.
  • Pendekatan pemecahan masalah.
  • Tinjauan pustaka (state of the art) dan novelty.
  • Roadmap riset lima tahun atau lebih, tergantung jenis riset.

Untuk riset terapan, perlu juga ditambahkan:

  • Penjelasan riset sebelumnya dan HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) yang telah dimiliki.
  • Roadmap lengkap dari masa lalu, kini, dan masa depan.

Menunjukkan Posisi Riset: State of the Art dan Roadmap

Reviewer perlu diyakinkan bahwa riset yang diajukan bukan pengulangan dari penelitian yang sudah ada. Maka, penting untuk menampilkan:

  • Publikasi terdahulu yang relevan.
  • Dasar ilmiah dari gagasan penelitian.
  • Paten (jika ada) yang terkait secara langsung atau tidak langsung.
  • Bukti pengalaman peneliti melalui publikasi pribadi.
  • Roadmap yang menggambarkan arah dan tahapan riset dari awal hingga akhir.

Merancang Roadmap Riset

Roadmap menunjukkan komitmen jangka panjang peneliti. Ada dua jenis pendekatan:

  • Riset Dasar: fokus pada pembentukan teori atau metode baru.
  • Riset Terapan: menargetkan produk, prototipe, atau model yang bisa diterapkan secara nyata.

Metode Penelitian: Jantung dari Proposal

  • Panjang metode minimal 1000 kata.
  • Dilengkapi bagan alir atau flowchart dalam format JPEG/PNG.
  • Setiap tahapan harus terkait dengan luaran, waktu pelaksanaan, dan anggaran.
  • Metode mencakup: prosedur, hasil yang diharapkan, indikator capaian, serta peran tiap anggota tim.

Kesalahan yang sering terjadi pada bagian ini:

  • Metode tidak relevan atau sudah usang.
  • Tidak mencantumkan tahapan atau teknik analisis data secara jelas.
  • Tidak menyertakan visualisasi flowchart.

Kajian Referensi dan Daftar Pustaka

Referensi yang kuat menunjukkan kedalaman dan keluasan pemahaman peneliti:

  • Gunakan pustaka primer seperti jurnal, paten, dan handbook.
  • Hindari pustaka sekunder seperti buku ajar atau catatan kuliah.
  • Tidak mengutip dari kutipan (hindari “C dalam D”).
  • Gunakan format Vancouver style sesuai standar internasional.

10 Strategi Meningkatkan Produktivitas Penelitian

  1. Rencanakan proyek secara matang.
  2. Tingkatkan keterampilan metodologi.
  3. Optimalkan penggunaan sumber daya.
  4. Bangun kolaborasi dan jaringan luas.
  5. Publikasikan di jurnal bereputasi.
  6. Aktif dalam konferensi ilmiah.
  7. Evaluasi dan tingkatkan kualitas secara berkala.
  8. Ikut serta dalam proyek berskala besar.
  9. Jaga etika dan integritas ilmiah.
  10. Terus belajar dan mengikuti perkembangan keilmuan.

Pesan Penutup: Proposal yang Sukses Tidak Dibuat Mendadak

Sebagai penutup, Dr. Rino mengingatkan agar peneliti tidak menunda persiapan proposal hingga mendekati tenggat waktu. “Idealnya, proposal disiapkan jauh-jauh hari dan direview oleh kolega sebelum dikirimkan. Pengalaman juga menjadi guru terbaik—semakin sering kita mengirim proposal, semakin besar kemungkinan kita untuk berhasil,” ujarnya.

Dengan pemahaman menyeluruh terhadap struktur, konten, dan strategi penyusunan proposal, para peneliti muda diharapkan semakin siap untuk bersaing dalam skema pendanaan riset di tingkat nasional maupun internasional.

66

dilihat